Kenapa guru? Karena panggilan saya kembali bertambah. Dari ayu,
wati, ayuwati, seto, ayuseto, dan sekarang ada yang memanggil saya guru. Mungkin
banyak teman-teman saya yang bingung? Ayuseto ngapain di panggil guru? Eh kok
manggilnya guru? Kalau anda bingung saya pun sama seperti anda. Panggilan ini
semakin menyebar, gak nyebar banget sih biasa. Setelah dipikir panjang saya
ingat sesuatu. Suatu hari di semester satu, berawal dari tugas untuk kesenian
yaitu nari. Guru kesenian saya membagi kelompok untuk ini. Kelompok saya dapat
daerah kalimantan Barat. Karena di dalam kelompok saya yang punya basic nari
daerah hanya saya, jadi saya belajar tarian itu dari videonya. Dan setelah itu
mempraktekkannya kepada teman-teman saya. Setelah beberapa kali latihan waktu
pengambilan nilai pun tiba. Alhamdulillah sukses. Setelah itu tiba-tiba teman saya
bernama Gadis memanggil saya guru. Dan dia bilang suatu hal yang membuat saya
agak terharu:
“terima kasih ya Guru atas hari-harinya maaf kalau kadang
suka oon hihihihi nanti kita harus latihan nari lagi please dan bla-bla-bla.
Padahal pengambilan nilainya sudah.” itulah awal saya dipanggil guru.
Ternyata dengan saya mengajarkan nari kepada mereka, itu lebih bermakna dan menambah pengalaman
saya, dibandingkan tergantung kepada sanggar tari.
Someday, selesai ulangan matematika. Sepulang sekolah saya
ke ruang kelas untuk latihan nari. Salah satu teman saya ada yang bilang “besok
ulangan matematika lagi nih”. Dengan cemprengnya saya bilang, “gue udah dong.
Baru aja, susah deh.” Terus entah bagaimana ceritanya dia minta ajarin
matematika kepada saya. Sebenarnya saya gak ngerti tapi untuk teman apapun selagi
saya bisa, dan ingin, saya akan penuhi. Hehe... dan setelah itu dia bilang
dengan santainya : “Terima kasih guru.” Ini kedua kalinya saya di panggil guru.
Dan sampai saat ini banyak yang memanggil saya guru karena
itu. Saya jadi ingat cita-cita saya waktu kecil dulu, saya ingin ingin sekali
menjadi guru. Saking inginnya, saya pernah menyuruh tetangga saya yang masih
tk, sd kelas 1, pokoknya dibawah saya pada saat itu untuk kerumah saya. Dan
mereka harus bawa buku tulis masing-masing. Buat apa? Main? SALAH! Saya
menyuruh mereka datang untuk belajar menghitung. Karena waktu itu saya sudah
senang sekali dengan matematika. Metodenya seperti disekolah, saya yang jadi
guru mereka muridnya. Mereka masuk lalu memberi salam kepada saya. Hal yang
membedakan hanyalah pandangan. Pada saat itu, ini adalah acara bermain yang
sangat menyenangkan bagi saya, dan mungkin tidak untuk mereka. Karena mereka
harus capek ngitung hal yang gak jelas hahaha sementara saya? Merasakan
bagaimana menjadi seorang guru.
Mengajarkan suatu hal yang saya bisa kepada seseorang itu
sangat seru. Saya dapat merasakan
senangnya mereka, saat mereka bisa melakukan apa yang saya ajarkan. Saya juga
dapat banyak pengalaman, banyak inspirasi dan dapat kesenangan sendiri. Do you
know? saat ini saya sudah mengajar nari anak SMP loh, dan dapat menghasilkan
uang sendiri. Hihi... asik bukan. tapi sekarang di panggil sensei...
Thank you!
0 komentar:
Posting Komentar